About Me

Foto saya
Terserah kata orang menilai saya...!!!!!!

Sabtu, 13 Maret 2010

The Jakmania berdiri sejak Ligina IV, tepatnya 19 Desember 1997. Markas dan sekretariat The Jakmania berada di Stadion Menteng. Setiap Selasa dan Jumat merupakan rutinitas The Jakmania baik itu pengurus maupun anggota untuk melakukan kegiatan kumpul bersama membahas perkembangan The Jakmania serta laporan-laporan dari setiap bidang kepengurusan.

Tidak lupa juga melakukan pendaftaran bagi anggota baru dalam rutinitas tersebut. Ide ini muncul dari Diza Rasyid Ali, manajer Persija waktu itu. Ide ini mendapat dukungan penuh dari Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso. Sebagai pembina Persija, memang Bang Yos (sapaan akrabnya)sangat menyukai sepakbola. Ia ingin sekali membangkitkan kembali sepakbola Jakarta yang telah lama hilang baik itu tim maupun pendukung atau suporter.

Pada awalnya, anggota The Jakmania hanya sekitar 100 orang, dengan pengurus sebanyak 40 orang. Ketika dibentuk, dipilihlah figur yang dikenal di mata masyarakat. Gugun Gondrong merupakan sosok paling ideal disaat itu. Meski dari kalangan selebritis, Gugun tidak ingin diberlakukan berlebihan. Ia ingin merasa sama dengan yang lain.

Pengurus The Jakmania waktu itu akhirnya membuat lambang sebuah tangan dengan jari berbentuk huruf J. Ide ini berasal dari Edi Supatmo, yang waktu itu menjadi Humas Persija. Hingga sekarang, lambang itu masih dipertahankan dan selalu diperagakan sebagai simbol jati diri Jakmania.

Seiring dengan habisnya masa pengurusan, Gugun digantikan Ir. T. Ferry Indrasjarief. Ia lebih akrab disapa Bung Ferry. Masa tugas Bung Ferry adalah periode 1999-2001 dan kembali dipercaya untuk memimpin The Jakmania periode 2001-2003, 2003-2005.

Lelaki tinggi, tampan dan sarjana lulusan ITI Serpong inilah yang memimpin The Jakmania hingga 3 periode. Dibawah kepemimpinan Bung Ferry yang juga pernah menjadi anggota suporter Commandos Pelita Jaya, The Jakmania terus menggeliat. Organisasi The Jakmania ditata dengan matang. Maklum, Bung Ferry memang dibesarkan oleh kegiatan organisasi. Awalnya, sangat sulit mengajak warga Jakarta untuk mau bergabung.

Beruntung, pengurus menemukan momentum jitu. Saat tim nasional Indonesia berlaga pada Pra Piala Asia, mereka menyebarkan formulir di luar stadion. Dengan makin banyaknya anggota yang mendaftar sekitar 7200 anggota, dibentuklah Kordinator Wilayah (Korwil).

Dan sampai pendaftaran terakhir saat ini terdapat lebih dari 30.000 anggota dari 50 Korwil. Setelah diadakan Pemilihan Umum Raya 2005, untuk memilih Ketua Umum yang baru, akhirnya terpilihlah Ketua Umum Baru periode 2005-2007 yaitu Sdr. Hanandiyo Ismayani atau yang bisa dipanggil dengan Bung Danang.


   
Alexander Graham Bell, Penemu Telepon


Saat ini komunikasi antar manusia makin mudah karena udah ada fasilitas telepon yang sangat membantu dalam kehidupan sehari-hari. Lalu siapa tokoh yang paling berjasa dibalik penemuan telepon? Dia adalah Alexander Graham Bell yang pertama kali menemukan alat komunikasi ini.

Bell lahir pada tanggal 3 Maret 1847 di Edinburg, Scotland. Bell berasal dari keluarga yang sangat mementingkan pendidikan. Ayahnya adalah seorang psikolog dan elocution bernama Alexander Melville Bell, sedangkan kakeknya Alexander Bell merupakan seorang elucution professor.

Setelah menyelesaikan kuliahnya di University of Edinburg dan University College di London, Bell memutuskan buat menjadi asisten ayahnya. Dia membantu orang-orang yang cacat pendengaran untuk belajar berbicara dengan metode yang telah diterapkan oleh ayahnya, yaitu dengan memperhatikan posisi bibir dan lidah lawan bicara.

Pada saat dia bermukim di London, Bell sempat belajar tentang percobaan yang dilakukan oleh Herman Ludwig von Helmholtz berupa tuning fork dan magnet yang bisa menghasilkan bunyi yang terdengar nyaring. Kemudian baru pada tahun 1865 Bell mempelajari lebih mendalam tentang suara yang keluar dari mulut saat berbicara.

Bell semakin tertarik dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan bunyi-bunyian, makanya dia nggak keberatan ketika harus mengajar di Sarah Fuller, Boston yang merupakan sekolah khusus orang-orang tuli pada tahun 1870, selain itu Bell juga bekerja sebagai guru privat. Dan ketika dirinya diangkat menjadi guru besar psikologi di Boston University pada tahun 1873, Bell mengadakan suatu pertemuan khusus buat para guru yang menangani masalah murid-murid yang mengalami cacat pendengaran.

Hampir seluruh hidupnya Bell menghabiskan waktunya untuk mengurusi masalah pendidikan orang-orang yang cacat pendengaran bahkan kemudian dirinya mendirikan American Association to Promote the Theahing of Speech to the Deaf.

Bell mulai melakukan penelitian dengan menggunakan phonatograph, multiple telegraph dan electric speaking telegraph dari tahun 1873 sampai 1976 yang dibiayai oleh dua orang ayah dari muridnya. Salah satu penyandang dananya adalah Gardiner Hubbard yang mempunyai seorang putri yang telinganya tuli bernama Mabel, wanita inilah yang dikemudian hari menjadi istri Bell.


Di kemudian hari Bell mengungkapkan keinginannya untuk menciptakan suatu alat komunikasi dengan transmisi gelombang listrik. Bell pun mengajak temannya Thomas Watson buat membantu menyediakan perlengkapannya. Penelitiannya dilakukan dengan menggunakan alat pengatur suara dan magnet untuk menghantarkan bunyi yang akan dikirimkan, peristiwa ini terjadi pada tanggal 2 Juni 1875.

Akhirnya terciptalah karya Bell sebuah pesawat penerima telepon dan pemancar yang bentuknya berupa sebuah piringan hitam tipis yang dipasang di depan electromagnet. Baru pada tanggal 14 Februari 1876 Bell mematenkan hasil penemuannya, tapi oleh US Patent Office penemuan Bell ini baru resmi dipatenkan pada tanggal 7 Maret untuk “electric speaking telephone”.

Bell terus memperbarui penemuannya dan untuk pertama kalinya dia berhasil mengirimkan suatu kalimat berbunyi “Watson, come here, I want you” pada tanggal 10 Maret 1876.

Selasa, 09 Maret 2010

Saya Mau Nonton Persija! (Tribute to Jak Outsiders)

Mungkin bagi kalangan Jakmania dan pecinta Persija judul tulisan saya ini adalah hal biasa yang sangat sederhana karena memang sudah menjadi semacam “Acara Wajib” untuk menyaksikan pertandingan Persija baik melalui layar kaca ataupun hadir langsung ke stadion baik partai kandang maupun tandang Persija ke berbagai daerah di Republik ini, namun ternyata gelaran “Acara Wajib” ini tidak seluruhnya sesederhana seperti  yang kita sering lakukan dalam mendukung team kesayangan kita, Persija Jakarta. Musim ini agak sedikit berbeda dibandingkan musim-musim kompetisi sebelumnya, dimana setiap Persija akan menggelar partai kandangnya, akan banyak pertanyaan dari para Jakmania yang masuk melalui Guest Book Jak Online (GB JO) ataupun melalui Facebook saya yang nadanya hampir sama, “Apakah Pertandingan Bisa Dihadiri penonton ?”.

Memang sekilas pertanyaan ini terlihat agak absurd, bagaimana tidak, pertandingan kompetisi Indonesia Super League (ISL) yang kabarnya telah mengikuti prosedur FIFA sebagai syarat menggelar kompetisi berlabel “super” dengan status kasta tertinggi (baca : bergengsi) di negeri ini yang seharusnya memang diselengarakan dengan penuh kemeriahan dan semarak oleh ribuan fans dari masing-masing team peserta ISL namun untuk sekedar menonton ke stadion saja harus bertanya dulu apakah boleh dihadiri penonton atau tidak yang sejatinya hal ini tidak pernah dilakukan di musim-musim sebelumnya karena yang namanya pertandingan kompetisi sepakbola dibelahan dunia manapun apalagi berlabel ISL pastinya boleh disaksikan langsung oleh fansnya kecuali team bersangkutan sedang menjalani hukuman. 

Namun bukan hal itu yang menjadi catatan saya, tulisan ringan ini sebenarnya terinspirasi oleh salah satu rekan muda pecinta Persija yang menanyakan pertanyaan yang sama melalui facebook saya sekaligus menanyakan jadwal buka loket pertandingan antara Persija Jakarta melawan Persijap Jepara di Stadion Lebak Bulus pada Januari lalu, selidik punya selidik ternyata rekan muda ini berasal dari Sukabumi, Jawa Barat dan sekedar iseng, saya mencoba membuka facebook rekan muda ini, ternyata status facebook rekan muda ini banyak menyinggung seputar Persija yang lucunya kebanyakan dikomentari pedas oleh kawan-kawannya yang merupakan fans dari salah satu tim di jawa barat, namun rekan muda ini tetap semangat meresponds komentar-komentar pedas dari kawan-kawannya tersebut.

Rekan Muda ini juga ternyata masih duduk di bangku SMA dan rela meninggalkan bangku sekolahnya hari itu untuk selanjutnya berangkat ke kota Jakarta subuh dini hari dengan harapan tiba di Stadion Lebak Bulus tidak kesiangan untuk selanjutnya memastikan mendapatkan tiket  pertandingan dengan datang mengantri lebih awal di loket, walaupun pertandingan pada waktu itu baru akan digelar pukul 19.00 malam dan rekan muda inipun telah tiba di Jakarta pukul 9.00 pagi seorang diri dengan uang di saku yang hanya cukup untuk membeli tiket dan transport menggunakan kereta, karena menurut penuturan rekan muda ini jika ia berangkat dari sukabumi dengan bis maka uangnya tidak cukup untuk membeli tiket pertandingan dikarenakan ongkos bis jauh lebih mahal dibandingkan dengan kereta. Menarik ketika saya tanyakan kenapa sampai nekad tidak bersekolah dan datang sendirian ke Jakarta dengan resiko dihadang oleh supporter lain walaupun sebenarnya bisa disaksikan melalui siaran live televisi, rekan muda ini dengan mantap berkata, saya mau nonton Persija! (di Stadion).

Pagi itupun saya mendapatkan info bahwa rekan-rekan Banaspati (Supporter Persijap Jepara) yang akan datang ke Jakarta menyaksikan partai Persija vs Persijap diserang oleh oknum supporter di daerah Semarang, sore harinya sayapun menerima pesan singkat bahwa rombongan bis Jak Cikampek yang sedang menuju Jakarta mendukung Persija diserang di dalam jalan tol Cikampek yang mengakibatkan beberapa orang luka-luka akibat terkena pecahan kaca bis yang mereka tumpangi, malamnya lagi-lagi mendapat kabar terjadi bentrokan dibeberapa titik antara Jakmania yang pulang menyaksikan Persija dengan beberapa oknum supporter lain termasuk kejadian yang menimpa rombongan bis Jak Cikarang, Simpati saya terhadap keluarga almarhum (Yamin) dan juga hal yang sama menimpa rekan-rekan dari Jakmania Utara serta “Jakmania Outsiders” lainnya, namun semuanya itu tidak menyurutkan niat mereka untuk tetap berkata “saya mau nonton Persija”, sebelumnya rekan Jakmania Aceh dan beberapa rekan didaerah sibuk menanyakan melalui pesan singkat kepada saya seputar jadwal siaran langsung televisi dan link TV Streaming yang dapat diakses karena mereka berkata, "saya mau nonton Persija" dan masih banyak lagi cerita-cerita menarik rekan-rekan semua hanya karena "saya mau nonton Persija".

Partai Persija vs Persijap sendiri berakhir dengan skor 0-0, hasil yang agak mengecewakan memang, mengingat untuk menyaksikan partai ini banyak kejadian “berdarah-darah” dibalik semuanya itu termasuk bentrok di kawasan bundaran Pondok Indah dan kawasan lainnya yang dicurigai dilakukan oleh oknum supporter lain untuk membendung niatan Jakmania “menonton Persija”.
Setelah pertandingan berakhir, hujan cukup deras membasahi kota Jakarta malam itu, setelah mengantar seorang rekan ke rumahnya dikawasan Jakarta Timur, sepanjang perjalanan ternyata masih banyak saya jumpai rekan-rekan Jakmania yang menunggu angkutan umum dengan kondisi kedinginan di pinggir jalan karena hujan masih turun cukup deras walaupun jam sudah menunjukkan pukul 23.30  malam itu hanya karena niatan mereka “saya mau nonton Persija.”

Bagaimana dengan saya ? ah saya hanya baru sebatas tiba dirumah tengah malam itu dengan kondisi basah kuyup kehujanan serta tubuh menggigil kedinginan, hal yang sangat biasa hanya karena “saya mau nonton Persija!” (OB)
Bagaimana dengan anda ?

*Tulisan ini didedikasikan khusus buat rekan-rekan "Jak Outsiders" karena saya bangga dengan kalian semua.

Fenomena Jakmania (Supporter Persija) di Banten.

kup bikin gue merinding, sebenarnya fenomena ini memang sudah ada cukup lama, hanya memang  karena tidak ter-ekspose oleh media sehingga tidak banyak yang tahu.
Gue juga sangat terharu atas perjuangan mereka untuk dapat datang langsung dalam menyaksikan pertandingan PERSIJA di Jakarta. Gue sangat salut atas kenekatan mereka, memaksa datang ke Jakarta walau harus mendapat teror dari oknum suporter Persita dan persikota.

Tekad adalah tekad tidak bisa di ganggu gugat, walau bahaya mengancam keselamatan mereka.
Terkadang gue sempat berfikir mungkin saja ini hanya fenomena sesaat. Tapi makin kesini gue melihat mereka benar-benar serius untuk mendukung PERSIJA. Kedekatan emosi Jakarta dan Banten yang membuat mereka menjatuhkan dukungan kepada team kebanggaan Ibukota.
Tidak sedikit mobilisasi warga Banten untuk mencari nafkah di Ibukota, lalu lalang mereka menapaki Ibukota. Mengingat letak geografis yang begitu dekat antara Jakarta (Barat) dengan Serang Timur sampai ke Rangkas Bitung (Kabupaten Lebak Banten).

Kereta api menjadi alat transfomasi massa yang efisien untuk menjangkau kedua Provinsi yang berdekatan. Mendengar pengakuan mereka pada artikel tersebut yang berbunyi ”kenapa harus dukung Persija?, bukankah ada persita atau persikota?”cukup membuat gue merinding dengan jawaban mereka.
Mereka mengakui,mendukung Persija hanya karena Orang tua mereka dari Jakarta atau mencari nafkah di Jakarta. Di sini kita bisa mengerti kenapa mereka begitu loyal terhadap Persija, intinya adalah TANGGUNG JAWAB MORAL mereka. Kita harus acungi dua jempol untuk itu.

Gue punya cerita atau contoh kecil dari fenomena Jakmania Banten.
Begini, gue punya istri aseli orang Banten (Serang Timur), karena istri orang sana dan mau ngga mau gue harus rutin pulang tiap minggu satu kali. Karena gue cari makan di Jakarta dan memang kebetulan kelahiran Jakarta walau dari etnis Sunda,tapi pendukung setia PERSIJA JAKARTA. Karena seringnya gue pulang ke Banten memakai atribut Persija rupanya mencuri perhatian adik ipar gue.Sampai dia minta atribut berupa kaos dan syal Persija dari gue.
Dia bilang malu sama yang lain kalau pergi nonton ke Jakarta (pertandingan Persija ) nggak pernah pakai atribut, wew...gue sempat kaget kalo dia nggak tahunya sering berangkat ke Jakarta untuk menonton pertandingan Persija, walaupun tanpa sepengetahuan orang tuanya.

Dari sini gue penasaran,menanyakan lebih dalam ke dia (adik ipar) gue. Mereka kalau berangkat bergerombol dari  kampung ke kampung kumpul dan berangkat bareng.
Biasanya mereka berangkat melalui Stasiun Citeras ,benar seperti apa yg di tulis pada artikel tersebut, tapi adik ipar gue bersama gerombolannya itu berangkat dari Stasiun Maja yang letaknya tidak kurang dari 5 kilometer dari rumah, setelah itu mereka berkumpul di Parung dan gabung dengan Jakmania Parung yang notabene kebanyakan anggota resmi. Jakmania Banten (Serang Timur hingga RangkasBitung) kebanyakan adalah Jak yang tidak terkordinir alias liar.

Tapi lepas daripada itu, satu yang harus kita acungi jempol adalah tekad dan semangat mereka untuk mendukung Persija. Harusnya Jakmania Ibukota yang sering dan hobi berkelahi bisa berkaca pada mereka. Mereka pulang dan pergi harus menghadapi resiko berat sampai dengan kematian. Mengapa kalian ( Jak Ibukota) hanya membuang tenaga dan arogansi kalian hanya untuk sebuah kesombongan daerah dan tempat tertentu. Mohon di hentikan semuanya.

Kembali kepada statemen awal gue. Sekarang malah gue semakin bangga , kenapa? Kalau pulang ke Serang Timur, dari mulai Cikupa Tangerang, Tigaraksa, Cisoka hingga Balaraja tidak sedikit gue jumpai orang memakai atribut Persija. Dari yang muda sampai yang bocah.
Gema Jakmania begitu harum disana,jadi tolong jangan kotori tindakan bodoh kalian yang di Ibukota yang berimplikasi kurang baik buat Jakmania di luar Jakarta.

Jakmania itu besar karena keterbukaannya menerima segala macam berbedaan.
Tidak harus jadi orang Jakarta untuk dukung Persija dan tidak harus orang Betawi untuk jadi Jakmania.

“Tinggalkan ras,tinggalkan suku”
“Satu tekad dukung Persija”
“Dibawah bendera Jakmania”

Sabtu, 06 Maret 2010

Tanda-tanda "Bahaya" Saat First Date

KOMPAS.com - Setelah sekian lama berkenalan dan flirting, akhirnya si dia mengajak "jalan". Tapi, entah mengapa, ada hal yang tak benar dari sikapnya. Apakah tanda-tanda ini berbahaya?

Menelepon, Berkirim SMS, dan Membaca
Sibuk menelepon dan ber-BB ketika kencan bersama Anda? Itu bukan tanda yang baik. Anda mungkin akan menikmati kalau SMS itu untuk Anda, tetapi kini Anda ada di depannya. Bagaimana bisa menampilkan kualitas terbaik Anda, bagaimana kencan bisa berlangsung sempirna kalau setiap setengah jam, dia meminta maaf untuk menjawab telepon, dan mengirim kabar lewat BB? Kalau ia seorang dokter, dan ada pasien yang mendesak, atau ada keadaan yang sangat genting, Anda mungkin akan mengerti. Karena pria yang berdedikasi menunjukkan sikap bertanggung jawab. Namun, kalau isi obrolannya tak penting, itu artinya ia tak akan bisa mengerti Anda seterusnya.

Mantan, Mantan, dan Mantan
Baru dua menit duduk bersamanya, ia sudah mengatakan sesuatu tentang mantannya. Pembicaraannya yang hanya seputar mantan merupakan indikasi kalau ia belum menyelesaikan hubungan dengan si mantan. Mungkin ia masih sakit hati atau kecewa dengan si mantan. Apalagi jika ia makin sering menyebut nama si mantan. Ini bisa berarti kencan yang Anda jalani ini hanya sebagai sarananya melupakan sakit hatinya dengan si mantan.  Kecuali, jika dia dan si mantan masih berhubungan baik, dan Anda meminta untuk mengenalnya, itu lain perkara.

"Nama Kamu Siapa, Ya?"
Waduh, ini sih sudah gawat. Mungkin saja nama Anda sulit diucapkan atau diingat. Namun, kalau Anda menemukan dia lupa menyebut nama Anda, apalagi mengganti nama Anda dengan nama lain, jelas dia bukan orang yang asik. Kecuali, Anda bertemu dengan si dia di tempat yang amat ramai, sehingga ia tak mendengar jelas nama Anda.

Memandang Wanita Lain
Meski ini adalah kencan pertama dengannya, namun memandang perempuan lain di hadapan Anda, sudah jelas bukan hal yang menyenangkan. Kalau hanya melirik sekian detik, mungkin masih bisa diterima. Tapi kalau dia menatap lama dari ujung rambut hingga ujung kaki, wah, itu sudah tanda bahaya.

Mungkin Anda akan berpikir peremuan itu adalah kakaknya, adiknya, atau sahabatnya. Boleh saja Anda beranggapan seperti itu. Tapi, siap-siap dengan kenyataan yang lebih pahit kalau Anda melanjutkan ke kencan berikutnya. Benih-benih tidak setia sudah terlihat. Jadi, buat apa menanti sampai Anda sakit hati dibuatnya?

Menatap Pria Lain

Menatap perempuan lain saja sudah mesti waspada, apalagi jika dia tertangkap basah sedang terpana dengan ketampanan seorang pria yang duduk di seberang sana. Anda mungkin tak percaya pandangan Anda, tapi percayalah, firasat tak pernah bohong. Kalau kencan yang dilakukan untuk menjalin persahabatan, jalani saja. Tapi, kalau Anda ingin mencari pria sejati untuk dijadikan kekasih, percayalah, Anda harus segera pergi dan mencari pria lain.

Membuat Anda Membayar Biaya Kencan
Saat makan malam berakhir, dan tagihan datang, Anda sibuk mencari dompet. Sebetulnya Anda tidak keberatan untuk membayar. Tapi kok pria di depan Anda ini tidak berusaha mengeluarkan dompetnya. Anda menunggu sekian detik, dan dia memberikan isyarat pada Anda untuk membayar makan malamnya. Aduh, itu bukan pertanda baik sama sekali. Zaman mungkin sudah modern, perempuan dan pria sudah sejajar. Tapi, biaya kencan pertama semestinya masih menjadi "hak" dan "kewajiban" seorang pria.

Kalau ia sudah membuat Anda harus membayar semua tagihan di kencan pertama, Anda patut curiga pada niatnya berkencan dengan Anda. Kalau kencan ini tetap dilakukan, Anda patut curiga pada niatnya berkencan dengan Anda. Kalau kencan-kencan ini tetap dilakukan, tidak hanya hati Anda yang sakit, kantong Anda pun akan dibuat merana. Jadi, yang perlu dilakukan saat Anda memberi tip pada pelayan adalah meningglkan Mr. No Right Man itu.

Berusaha Mencium Anda

Acara kencan sudah berakhir, dan Anda bersyukur karena akan segera terbebas dari pria yang tidak layak ditindaklanjuti ini. Tiba di depan rumah, dia bersikap sok mesra dan berusaha mencium Anda. Setelah dia memperlakukan Anda tidak menyenangkan sepanjang acara kencan, dan dia masih menuntut ciuman dari Anda, tunggu apa lagi? Segera lari dan tutup pintu rumah Anda.

Jumat, 05 Maret 2010

 
Gila Gilaan.






 



 

  

 

Kamis, 04 Maret 2010

Alves Ingatkan Capello: Brasil Tak Terkalahkan

LONDON - Timnas Brasil pantas ditempatkan sebagai kandidat kuat menjadi jawara Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan (Afsel). Pasukan Carlos Dunga ini membuktikan diri dengan menggulung Republik Irlandia 2-0 pada laga persahabatan di Stadion Emirates, London, kemarin.

Bagi bek Tim Samba Daniel Alves, kemenangan atas Irlandia tersebut sebagai ajang unjuk gigi terhadap tim kuat lainnya, terutama Inggris. Maklum, media massa selalu menyajikan pemberitaan tentang peluang besar The Three Lions menjai kampiun pada Piala Dunia kali ini.

Usai pertandingan, Alves mengingatkan kepada pelatih Timnas Inggris Fabio Capello bahwa Brasil tidak terkalahkan. Artinya, Brasil akan menjadi lawan paling berat bagi Inggris di Afsel mendatang.

Julio Ceser dkk memang menunjukkan gaya permainan ciamik saat melawan Irlandia. Hasilnya, Brasil masih terlalu kuat bagi tim besutan Giovanni Trappatoni.

Alves yang kini menjadi pilar Barcelona berharap bisa menjadi bagian inti pasukan Dunga di Afsel. Sehingga dia bisa membantu Brasil berjuang mencatatkan gelar juara dunia kali keenam.

"Bila Brasil bermain seperti yang diterapkan dalam 20 menit terakhir melawan Irlandia, kami hampir pasti tidak terkalahkan," kata Alves seperti disitat reuters, Kamis (4/3/2010).

"Kekuatan Brasil adalah bagaimana kecepatan dan cara kami memindahkan bola. Kami semua sangat bahagia dan percaya diri. Kami ingin memenangkan Piala Dunia lebih banyak lagi," lanjut Alves.

"Perlu diingat, Brasil memiliki sederet pemain terbaik dari yang terbaik," pungkasnya.
Search